Oleh: Ikhsan Fariza,S.Sos
Abstrak:
Perkembangan dunia perpustakaan, dari segi data dan dokumen yang disimpan dimulai dari perpustakaan tradisional yang hanya terdiri dari kumpulan koleksi buku tanpa katalog, kemudian muncul perpustakaan semi modern yang menggunakan katalog
(index). Perkembangan mutakhir adalah munculnya perpustakaan digital (digital
library) yang memiliki keunggulan dalam kecepatan pengaksesan karena berorientasi
ke data digital dan media jaringan komputer (internet). Di sisi lain, dari segi
manajemen (teknik pengelolaan), dengan semakin kompleksnya koleksi perpustakaan,
saat ini muncul kebutuhan akan penggunaan teknologi informasi untuk otomatisasi
business process di perpustakaan. Sistem yang dikembangkan kemudian terkenal
dengan sebutan sistem otomasi perpustakaan (library automation system).
Makalah ini
menguraikan tentang pemanfaatan teknologi informasi, khususnya dalam pengelolaan
data elektronik dan sistem otomasi perpustakaan dari berbagai sudut pandang.
Pendahuluan
Tulisan ini akan menjelaskan secara singkat
tentang pengelolaan perpustakaan berbasis teknologi informasi. Penggunaan
teknologi informasi di perpustakaan bertujuan untuk meningkatkan efisiensi
pekerjaan dan kualitas pelayanan pada pengguna (right
information, right user dan right
now). Cakupan bahasan dalam makalah ini diantaranya mengenai
pengertian perpustakaan dan teknologi informasi, perubahan paradigma
perpustakaan, fungsi penerapan teknologi informasi di perpustakaan, evaluasi
kebutuhan teknologi informasi perpustakaan, kompetensi perpustakan dan
pustakawan dalam penerapan teknologi informasi, dan aplikasi sistem informasi
perpustakaan berbasis teknologi informasi.
Perpustakaan
dan Teknologi Informasi
a.
Perpustakaan
Perkembangan perpustakaan pada era
masyarakat informasi dewasa ini telah dimanfaatkan sebagai salah satu pusat
informasi, sumber ilmu pengetahuan, penelitian, rekreasi dan pelestarian
khasanah ilmu pengetahuan.
Peran perpustakaan telah berkembang menjadi
pusat komunitas, artinya masyarakat dapat berkumpul di perpustakaan dalam
rangka pengembangan pengetahuan dan budaya melalui berbagai aktifitas keilmuan
dan sosial. Prinsipnya perpustakaan memiliki tiga kegiatan pokok yaitu,
mengumpulkan semua informasi yang berkaitan dengan kebutuhan pengguna (to
collect), melestarikan, memelihara dan merawat
seluruh koleksi perpustakaan (to preserve), dan
menyediakan bahan perpustakaan agar dapat dimanfaatkan dengan baik oleh
pengguna (tomake available). (Encyclopedia
Americana, 1991).
Saat ini masyarakat pengguna perpustakaan
menghendaki perpustakaan menjadi right information, right user dan
right now. Artinya perpustakaan dituntut untuk
memberikan layanan informasi yang tepat, pada pengguna yang tepat dan waktu
yang cepat. Hal ini dapat terlaksana dengan baik apabila perpustakaan dapat
menghadirkan dan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dalam pengelolaan
perpustakaan.
b.
Teknologi Informasi
Teknologi Informasi (TI) dilihat dari kata
penyusunnya adalah teknologi dan
informasi. Secara mudahnya TI adalah hasil rekayasa manusia
terhadap proses penyampaian informasi dari pengirim ke penerima sehingga
pengiriman informasi akan lebih cepat, lebih luas sebarannya, dan lebih lama
penyimpanannya. Pengertian lain dari TI adalah pemanfaatan hardware
dan software yang
digunakan untuk penyimpanan (store),
penemuan kembali (retrieve),
dan memanfaatkan (use) informasi.(Wikipedia).
Pada awal sejarah, manusia bertukar
informasi melalui bahasa. Maka bahasa adalah teknologi. Bahasa memungkinkan
seseorang memahami informasi yang disampaikan oleh orang lain. Setelah itu teknologi penyampaian informasi berkembang
melalui gambar. Dengan gambar jangkauan informasi bisa lebih jauh. Gambar ini
bisa dibawa-bawa dan disampaikan kepada orang lain. Selain itu informasi yang
ada akan bertahan lebih lama.
Beberapa gambar peninggalan jaman purba
masih ada sampai sekarang sehingga manusia sekarang dapat memahami informasi
yang ingin disampaikan pembuatnya. Ditemukannya alfabet dan angka arabik
memudahkan cara penyampaian informasi yang lebih efisien dari cara yang
sebelumnya. Suatu gambar yang mewakili suatu peristiwa dibuat dengan kombinasi
alfabet, atau dengan penulisan angka, seperti MCMXLIII diganti dengan 1943.
Teknologi dengan alfabet ini memudahkan
dalam penulisan informasi itu. Kemudian, teknologi percetakan memungkinkan pengiriman informasi
lebih cepat lagi. Teknologi elektronik seperti radio, tv, komputer
mengakibatkan informasi menjadi lebih cepat tersebar di area yang lebih luas
dan lebih lama tersimpan. (Wikipedia).
1.
Perkembangan Perpustakaan dan Teknologi Informasi
Dunia
perpustakaan semakin hari semakin berkembang dan bergerak ke depan. Perkembangan
dunia perpustakaan ini didukung oleh perkembangan teknologi informasi dan
pemanfaatannya yang telah merambah ke berbagai bidang. Hingga saat ini tercatat
beberapa masalah di dunia perpustakaan yang dicoba didekati dengan menggunakan
teknologi informasi.
Dari
segi data dan dokumen yang disimpan di perpustakaan, dimulai dari perpustakaan tradisional
yang hanya terdiri dari kumpulan koleksi buku tanpa katalog, kemudian muncul
perpustakaan semi modern yang menggunakan katalog (index). Katalog mengalami
metamorfosa menjadi katalog elektronik yang lebih mudah dan cepat dalam pencarian
kembali koleksi yang disimpan di perpustakaan. Koleksi perpustakaan juga mulai
dialihmediakan ke bentuk elektronik yang lebih tidak memakan tempat dan mudah
ditemukan kembali. Ini adalah perkembangan mutakhir dari perpustakaan, yaitu dengan
munculnya perpustakaan digital (digital library) yang memiliki
keunggulan dalam kecepatan pengaksesan karena berorientasi ke data digital dan
media jaringan komputer (internet).
Di
sisi lain, dari segi manajemen (teknik pengelolaan), dengan semakin kompleksnya
koleksi perpustakaan, data peminjam, transaksi dan sirkulasi koleksi
perpustakaan, saat ini muncul kebutuhan akan penggunaan teknologi informasi
untuk otomatisasi business process di perpustakaan. Sistem yang
dikembangkan dengan pemikiran dasar bagaimana kita melakukan otomatisasi
terhadap berbagai business process di perpustakaan, kemudian terkenal
dengan sebutan sistem otomasi perpustakaan (library automation system).
2.
Pengelolaan Dokumen Elektronik
Pengelolaan
dokumen elektronik memerlukan teknik khusus yang memiliki perbedaan dengan
pengelolaan dokumen tercetak. Proses pengelolaan dokumen elektronik melewati
beberapa tahapan, yang dapat kita rangkumkan dalam proses digitalisasi, penyimpanan
dan pengaksesan/temu kembali dokumen. Pengelolaan dokumen elektronik yang baik
dan terstruktur adalah bekal penting dalam pembangunan sistem perpustakaan
digital (digital library).
2.1 Proses
Digitalisasi Dokumen
Proses perubahan
dari dokumen tercetak (printed document) menjadi dokumen elektronik
sering disebut dengan proses digitalisasi dokumen. Seperti pada Gambar 1, dokumen
mentah (jurnal, prosiding, buku, majalah, dsb) diproses dengan sebuah alat (scanner)
untuk menghasilkan dokumen elektronik. Proses digitalisasi dokumen ini tentu tidak
diperlukan lagi apabila dokumen elektronik sudah menjadi standar dalam proses dokumentasi
sebuah organisasi.
2.2
Proses Penyimpanan
Pada tahap ini
dilakukan proses penyimpanan dimana termasuk didalamnya adalah pemasukan data (data
entry), editing, pembuatan indeks dan klasifikasi berdasarkan subjek dari
dokumen. Klasifikasi bisa menggunakan UDC (Universal Decimal Classification)
atau DDC (Dewey Decimal Classfication) yang banyak digunakan di perpustakaan-perpustakaan
di Indonesia.
Ada dua
pendekatan dalam proses penyimpanan, yaitu pendekatan basis file (file base approach)
dan pendekatan basis data (database approach) [3]. Masing-masing pendekatan
memiliki kelebihan dan kelemahan (Table 1), dan kita dapat memilih pendekatan
mana yang akan kita gunakan berdasarkan kebutuhan.
Table 1:
Perbedaan Antara File Base Approach dan Database Approach
FileBase
Approach
|
Database
Approach
|
Data
duplication
|
Data sharing
and no duplication
|
Data dependence
|
Data
independence
|
Incompatible
file
|
format
Compatible file format
|
Simple
|
Complex
|
2.3
Proses Pengaksesan dan Pencarian Kembali Dokumen
Inti dari proses
ini adalah bagaimana kita dapat melakukan pencarian kembali terhadap dokumen
yang telah kita simpan. Metode pengaksesan dan pencarian kembali dokumen akan
mengikuti pendekatan proses penyimpanan yang kita pilih. Pendekatan database membuat
proses ini lebih fleksibel dan efektif dilakukan, terutama untuk penyimpanan data
sekala besar. Disisi lain, kelemahannya adalah relatif lebih rumitnya sistem
dan proses yang harus kita lakukan.
Dan menariknya,
karena sifat pendekatan database yang memiliki kebebasan terhadap data (data
independence), dengan data yang sama kita bisa membuat interface ke berbagai
aplikasi lain baik yang berbasis standalone maupun web.
3. Pengembangan Sistem Otomasi
Perpustakaan Berdasar Business Process di Perpustakaan
Sistem otomasi
perpustakaan yang kita kembangkan harus berdasarkan kepada proses bisnis (business
process) sebenarnya yang ada di perpustakaan kita. Prosentase kegagalan
implementasi suatu sistem dikarenakan sistem dikembangkan bukan berdasarkan
kebutuhan dan proses bisnis yang ada di organisasi yang akan menggunakan sistem
tersebut.
Sistem otomasi
perpustakaan yang baik adalah yang terintegrasi, mulai dari system pengadaan
bahan pustaka, pengolahan bahan pustaka, sistem pencarian kembali bahan pustaka,
sistem sirkulasi, membership, pengaturan denda keterlambatan pengembalian, dan
sistem reporting aktifitas perpustakaan dengan berbagai parameter pilihan.
Lebih sempurna lagi apabila sistem otomasi perpustakaan dilengkapi dengan
barcoding, dan mekanisme pengaksesan data berbasis web dan internet.
Berikut adalah
salah satu contoh sistem otomasi perpustakaan dengan fitur-fitur yang mengakomodasi
kebutuhan perpustakaan secara lengkap, dari pengadaan, pengolahan, penelusuran,
serta manajemen anggota dan sirkulasi. Diharapkan contoh sistem yang ditampilkan
dapat dijadikan studi kasus dalam pengembangan sistem otomasi perpustakaan
lebih lanjut.
3.1
Otentikasi Sistem
Sistem akan
melakukan pengecekan apakah username dan password yang dimasukkan adalah sesuai
dengan yang ada di database. Kemudian juga mengatur tampilan berdasarkan
previlege pemilik account, apakah dia sebagai pengguna atau admin dari sistem.
3.2 Menu Utama
Menampilkan
berbagai menu pengadaan, pengolahan, penelusuran, anggota dan sirkulasi,
katalog peraturan, administrasi dan security. Menu ini dapat di setting untuk menampilkan
menu sesuai dengan hak akses user (previlege), misal kita bisa hanya mengaktifkan
menu penelusuran untuk pengguna umum, dsb.
3.3
Administrasi, Security dan Pembatasan Akses
Fitur ini
mengakomodasi fungsi untuk menangani pembatasan dan wewenang user, mengelompokkan
user, dan memberi user id serta password. Juga mengelola dan mengembangkan
serta mengatur sendiri akses menu yang diinginkan.
3.4 Pengadaan
Bahan Pustaka
Fitur ini
mengakomodasi fungsi untuk pencatatan permintaan, pemesanan dan pembayaran
bahan pustaka, serta penerimaan dan laporan (reporting) proses pengadaan.
3.5 Pengolahan
Bahan Pustaka
Fitur ini
mengakomodasi proses pemasukkan data buku/majalah ke database, penelusuran
status buku yang diproses, pemasukkan cover buku/nomer barcode, pencetakan
kartu katalog, label barcode, dan nomor punggung buku (call number).
3.6 Penelusuran
Bahan Pustaka
Penelusuran atau
pencarian kembali koleksi yang telah disimpan adalah suatu hal yang penting
dalam dunia perpustakaan. Fitur ini harus mengakomidasi penelusuran melalui pengarang,
judul, penerbit, subyek, tahun terbit, dsb.
3.7 Manajemen
Anggota dan Sirkulasi
Ini termasuk
jantungnya sistem otomasi perpustakaan, karena sesungguhnya disinilah banyak
kegiatan manual yang digantikan oleh komputer dengan jalan mengotomasinya. Didalamnya
terdapat berbagai fitur diantaranya: pemasukkan dan pencarian data anggota
perpustakaan, pencatatan peminjaman dan pengembalian buku (dengan teknologi
barcoding), penghitungan denda keterlambatan pengembalian buku, dan pemesanan
peminjaman buku.
Sistem reporting
yang memudahkan pengelola perpustakaan untuk bekerja lebih cepat, dimana
laporan dan rekap dapat dibuat secara otomatis, sesuai dengan
parameterparameter yang dapat kita atur. Sangat membantu dalam proses analisa
aktifitas perpustakaan, misalnya kita tidak perlu lagi membuka ribuan transaksi
secara manual untuk melihat transaksi peminjaman koleksi dalam satu kategori,
atau mengecek aktifitas seorang pengguna perpustakaan dalam 1 tahun.
Penerapan TI di Perpustakaan
Penerapan TI di perpustakaan bersamaan
dengan perkembangan budaya manusia itu sendiri. Perkembangan tersebut dapat
dilihat dari tahapan evolusi format dokumen yang menjadi koleksi perpustakaan,
antara lain dimulai dari bahan cetak (paper material), microfilm,
CDROM/DVD, Komputer, Internet, Wireless, sampai format web. Perkembangan ini
menjadikan “Great Technology Great Library”
Penerapan TI di perpustakaan dapat
difungsikan dalam berbagai bentuk, antara lain:
a. Sebagai Sistem Manajemen Perpustakaan
Bidang pekerjaan yang dapat diintegrasikan
dengan sistem manajemen perpustakaan adalah pengadaan, inventarisasi,
katalogisasi, sirkulasi, keanggotaan, statistik dan lain sebagainya. Fungsi ini
sering diistilahkan sebagai bentuk Automasi Perpustakaan.
b.
Sebagai sarana untuk menyimpan, mendapatkan, dan menyebarluaskan informasi ilmu
pengetahuan dalam format digital. Bentuk penerapan TI ini sedring dikenal
dengan Perpustakaan digital (digital library.
Kedua fungsi penerapan TI tersebut dapat
dilakukan secara terpisah atau dilakukan secara terintegrasi dalam sistem
informasi perpustakaan. Kondisi ini tergantung dari kemampuan software
yang digunakan, sumber daya manusia dan infrastruktur peralatan
teknologi informasi yang digunakan.
Faktor pendukung pemanfaatan TI di
perpustakaan antara lain:
- kemudahan dalam mendapatkan produk TI
- harga semakin terjangkau
- tuntutan layanan masyarakat (right information, right user dan right now)
Keuntungan pemanfaatan TI diperpustakaan
antara lain:
- mempermudah dan mengefisiensikan pekerjaan pengelolaan perpustakaan
- memberikan layanan yang lebih baik pada pengguna
- meningkatkan citra perpustakaan dan pustakawan/pengelola perpustakaan
- mengembangkan infrastruktur regional, nasional dan global
Evaluasi Kebutuhan TI di
Perpustakaan
Evaluasi kebutuhan TI diperlukan sebagai
upaya kesiapan perpustakaan dalam mengoptimalkan penerapan TI dalam sistem
informasi perpustakaan. Sehingga penerapan TI di perpustakaan bukan sekedar
gengsi tetapi sebuah strategi. Beberapa contoh pertanyaan berikut dapat
membantu untuk evaluasi kebutuhan TI di perpustakaan.
Apakah perpustakaan memerlukan TI?
o MengapaTI
diperlukan?
o Siapa
yang membutuhkan?
o Bagaimana
TI akan diterapkan?
o Bagaimana
keahlian SDM?
Bagaimana kondisi perpustakaan saat ini?
o Apa
koleksi perpustakaan yang dimiliki?
o Siapa
yang akan memanfaatkan?
o Bagaimana,
darimana, dan kapan pengguna mengakses
o Proses
apa yang membutuhkan TI?
Bagaimana pengembangan system informasi perpustakaan?
o Membangun
dari awal (scratch)?
o Modifikasi
software (opensource)?
o Pembelian
software (outsource)?
Kegagalan penerapan TI di perustakaan yang
umumnya terjadi antara lain:
- Target yang tidak jelas atau tidak tahu cara mencapainya.
- Team work yang lemah, saling curiga, kurang motivasi.
- Pemimpin yang tidak punya visi, tidak mampu mengarahkan dan mendorong.
- SDM yang tidak ditingkatkan kemampuannya, tidak tahu manfaat dari perkerjaannya.
- Tidak mau belajar, evaluasi, benchmarking baik internal maupun terhadap dunia luar.
Penutup dan
Diskusi
Pada makalah ini
telah diuraikan tentang pemanfaatan teknologi informasi, khususnya dalam
pengelolaan data elektronik dan sistem otomasi perpustakaan. Perbedaan mendasar
antara digital library dan sistem otomasi perpustakaan adalah berhubungan dengan
tujuannya. Digital library lebih berorientasi ke bagaimana kita dapat menshare koleksi-koleksi
bahan pustaka yang sudah berbentuk file elektronik. Sedangkan system otomasi
perpustakaan lebih cenderung ke bagaimana proses bisnis yang ada di perpustakaan
dapat diotomasi, sehingga meringankan beban pustakawan atau pengurus
perpustakaan.
Perpaduan antara dua hal tersebut sangat mungkin dilakukan, dalam pengertian
bahwa sistem otomasi perpustakaan disamping berorientasi ke bagaimana manajemen
perpustakaan, juga menyimpan koleksi dokumen elektronik yang bisa dishare
dengan menggunakan teknologi web dan internet.
Ikhsan Fariza,S.Sos
Ikhsan Fariza,S.Sos
Referensi:
Sulistiyo-Basuki,
Pengantar Dokumentasi, Rekayasa Sains, 2004.
Bambang
Hariyanto, Sistem Pengarsipan dan Metode Akses, Informatika Bandung,
2003.
Connolly, T.M.,
and Begg C.E., Database Systems: A practical Approach to Design,
Implementation,
and Management (3rd edition), Addison Wesley, 2002.
G. Edward Evans,
Developing Library and Information Center Collections (Fourth Edition),
Libraries
Unlimited,
2000.
Laksmi, Tinjauan
Kultural Terhadap Kepustakawanan, 2006
IlmuKomputer.com
Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol. 4, No. 2,
Desember 2008
Shari Buxbaum,Library Service.2004
0 komentar:
Post a Comment