Thursday, January 17, 2013

PERKELAHIAN (TAWURAN) ANTAR PELAJAR YANG BERPENGARUH BAGI DUNIA PENDIDIKAN : MAKSIMALISASI FUNGSI PERPUSTAKAAN SEKOLAH

 
Perkelahian yang lebih sering disapa tawuran tentunya sudah kerap kali terdengar ditelinga kita. Di Kota-kota besar seperti Medan, Jakarta, Surabaya, dan Makasar sering kali terjadi peristiwa tersebut. Tidak saja ditingkat Pelajar SMP, SMA, akan tetapi sampai ke tingkat Mahasiswa. Banyak hal yang dapat memicu terjadi tawuran, bahkan masalah kecil pun dapat menimbulkan perkelahian (tawuran). Mungkin, masalahnya hanya sepele saja, akan tetapi dikarenakan tidak bisa menahan emosi/ mengontrol diri dan amarah, perbuatan yang seharusnya tidak terjadi, dapat terjadi yang kemudian merugikan banyak pihak. Dari zaman ke zaman, dari lulusan siswa/ mahasiswa dimasa sebelumnya, tawuran sudah ada, dan kerap kali terjadi. Bisa dibilang gejolak kawula muda/ remaja yang sedang mencari jati dirinya. Perkelahian antar pelajar yang lebih kental dikenal dengan tawuran ini sudah begitu membudaya dari tahun ke tahun. Padahal berkelahi bukanlah budaya bangsa indonesia yang sesungguhnya. Akan tetapi hal selalu ini terjadi, tanpa ada sebab yang jelas. Mengapa demikian? Kalangan pelajar tugasnya adalah belajar dibangku sekolah, dan bukanlah melakukan hal lain yang kurang terpuji. Begitu banyak kerugian yang diderita, jika perkelahian terjadi, baik bagi diri sendiri, bagi keluarga, pihak sekolah, masyarakat sekitar, dan lain sebagainya. Siswa/ mahasiswa terlalu berani di-era sekarang sehingga mereka berbuat semaunya tanpa mematuhi peraturan yang ada. Dan hal inilah yang mendarah daging pada pribadi dan individu anak didik kita, sehingga hal hal yang tidak diinginkan tersebut terjadi dan menimbulkan korban jiwa, seperti sakit yang berkepanjangan, cacat, bahkan sampai meninggal dunia.  



 

Kurikulum

           Kurikulum sekolah di indonesia sudah terbilang bagus. Dari tahun ke tahun selalu ada upaya untuk penyempurnaannya, sehingga para pelajar cepat menyesuaikan dengan perubahan kurikulum yang ada. Kurikulum yang lama membuat jenuh para pelajar karena terpaku dengan kegiatan/aktivitas yang out of date, sehingga selalu ada upaya untuk merevisi kurikulum yang lama ke kurikulum yang baru. Peran guru merupakan tombak utama agar para pelajar sadar, memahami tugas pokok  dan tidak berbuat hal-hal yang bisa merugikan diri sendiri dan orang lain, karena guru merupakan teladan bagi pelajar. Sebaiknya para pendidik selalu memberikan contoh yang baik seperti selalu menasehati dan bertindak sesuai dengan norma dan etika yang ada, sehingga perbuatan positif pendidik bisa menjadi teladan yang baik yang bisa diikuti oleh anak didik kita.

           Kualitas kurikulum yang ada sangat berpengaruh bagi dunia pendidikan di Indonesia. Menciptakan ide-ide baru di bidang pendidikan merupakan tugas pendidik sesuai dengan amanat undang undang dasar (UUD) 1945 yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan bernegara. Jika dunia pendidikan kita selau dicoreng dengan tauran, tauran dan tauran, mau dikemanakan dunia pendidikan kita?

Perlu pengawasan ekstra dalam mendidik anak didik kita, bersikap tegas jika terjadi tauran dan pemberian sanksi perlu diberlakukan jika tauran kerap kali terjadi.

 

Maksimalkan Fungsi Perpustakaan Sekolah

           Keberadaan perpustakaan sekolah merupakan salah satu denyut nadi berjalannya segala kegiatan di sekolahan. Perpustakaan tidak bisa dinggalkan begitu saja. Karena perpustakaan merupakan gudang ilmu dan pusat informasi sepanjang hayat. Jika Jam pelajaran kosong, siswa dapat memanfaatkan perpustakaan sebagai sarana belajar mereka. Tidak saja pada jam jam kosong perpustakaan bisa dimanfaatkan siswa secara bergantian pada jam-jam belajar yang sudah ditentukan oleh pengelola perpustakaan.

           Pengelola perpustakaan beserta guru bahasa dapat membimbing para siswanya agar dapat memaksimalkan fungsi perpustakaan, sehingga keberadaan perpustakaan bukan hanya sekedar fasilitas pendukung saja, akan tetapi merupakan sarana pembelajaran bebas dan gratis tanpa dipungut biaya. Ada beberapa fungsi perpustakaan sekolah, yakni :

1.   Fungsi Edukatif.

Yang dimaksud dengan fungsi edukatif adalah perpustakaan menyediakan bahan pustaka yang sesuai dengan kurikulum yang mampu membangkitkan minat baca para siswa, mengembangkan daya ekspresi, mengembangkan kecakapan berbahasa, mengembangkan gaya pikir yang rasional dan kritis serta mampu membimbing dan membina para siswa dalam hal cara menggunakan dan memelihara bahan pustaka dengan baik.

2.   Fungsi Informatif.

Yang dimaksud dengan fungsi informatif adalah perpustakaan menyediakan bahan pustaka yang memuat informasi tentang berbagai cabang ilmu pengetahuan yang bermutu dan up to date yang disusun secara teratur dan sistematis, sehingga dapat memudahkan para petugas dan pemakai dalam mencari informasi yang diperlukannya.

3.   Fungsi Administratif

Yang dimaksudkan dengan fungsi administratif adalah perpustakaan harus mengerjakan pencatatan, penyelesaian dan pemrosesan bahan-bahan pustaka serta menyelenggarakan sirkulasi yang praktis serta grafik perpustakaan.

4.   Fungsi Rekreatif.

Yang dimaksudkan dengan fungsi rekreatif ialah perpustakaan disamping menyediakan buku-buku pengetahuan juga perlu menyediakan buku-buku yang bersifat rekreatif (hiburan) dan bermutu, sehingga dapat digunakan para pembaca untuk mengisi waktu senggang, baik oleh siswa maupun oleh guru.

5.   Fungsi Penelitian

Yang dimaksudkan dengan fungsi penelitian ialah perpustakaan menyediakan bacaan yang dapat dijadikan sebagai sumber / obyek penelitian sederhana dalam berbagai bidang studi.

Dari berbagai fungsi diatas diharapkan siswa lebih memahami arti penting perpustakaan. Institusi ini dipandang perlu karena tanpa perpustakaan disekolah, siswa-siswi memang sudah harus mengenal minat baca sejak usia dini.

 

Peran Guru dan pihak sekolah
          Guru merupakan faktor utama dalam membimbing anak didik. Gelar pahlawan tanpa tanda jasa memang sudah lama melekat pada sosok guru, Peran aktif guru sangat berpengaruh pada kualitas dan kuantitas dalam mendidik anak untuk membaca sejak usia dini. Mengarahkan anak anak didik agar berbuat positif untuk terus membaca, karena membaca bisa membuka jendela dunia. Stop kekerasan. Lebih baik membaca ke Perpustakaan dari pada tauran yang tidak jelas manfaatnya. So, Pilih Tauran atau membaca?? Anda tahu jawabannya…!!!

Oleh : Dian Ekatama
Pustakawan BPAD Babel

         

0 komentar:

Post a Comment