Perkelahian yang lebih sering disapa tawuran tentunya sudah kerap kali terdengar ditelinga kita. Di Kota-kota besar seperti Medan, Jakarta, Surabaya, dan Makasar sering
kali terjadi peristiwa tersebut. Tidak saja ditingkat Pelajar SMP, SMA, akan tetapi sampai ke tingkat Mahasiswa. Banyak hal yang dapat memicu terjadi tawuran, bahkan masalah kecil pun dapat menimbulkan perkelahian (tawuran).
Mungkin, masalahnya hanya sepele saja, akan tetapi dikarenakan tidak bisa menahan emosi/ mengontrol diri dan amarah, perbuatan yang seharusnya tidak terjadi, dapat terjadi yang kemudian merugikan banyak pihak. Dari zaman ke zaman, dari lulusan siswa/ mahasiswa dimasa sebelumnya, tawuran sudah ada, dan kerap kali terjadi. Bisa dibilang gejolak kawula muda/ remaja yang sedang mencari jati dirinya. Perkelahian antar pelajar yang lebih kental dikenal dengan tawuran ini sudah begitu membudaya dari tahun ke tahun. Padahal berkelahi bukanlah budaya bangsa indonesia yang sesungguhnya. Akan tetapi hal selalu ini terjadi, tanpa ada sebab yang jelas. Mengapa demikian? Kalangan pelajar tugasnya adalah belajar dibangku sekolah, dan bukanlah melakukan hal lain yang
kurang terpuji. Begitu banyak kerugian yang diderita, jika perkelahian terjadi,
baik bagi diri sendiri, bagi keluarga, pihak sekolah, masyarakat sekitar, dan
lain sebagainya. Siswa/ mahasiswa terlalu berani di-era sekarang sehingga
mereka berbuat semaunya tanpa mematuhi peraturan yang ada. Dan hal inilah yang
mendarah daging pada pribadi dan individu anak didik kita, sehingga hal hal
yang tidak diinginkan tersebut terjadi dan menimbulkan korban jiwa, seperti sakit
yang berkepanjangan, cacat, bahkan sampai meninggal dunia.
Kurikulum
Kurikulum sekolah di indonesia sudah
terbilang bagus. Dari tahun ke tahun selalu ada upaya untuk penyempurnaannya,
sehingga para pelajar cepat menyesuaikan dengan perubahan kurikulum yang ada.
Kurikulum yang lama membuat jenuh para pelajar karena terpaku dengan
kegiatan/aktivitas yang out of date, sehingga
selalu ada upaya untuk merevisi kurikulum yang lama ke kurikulum yang baru. Peran
guru merupakan tombak utama agar para pelajar sadar, memahami tugas pokok dan tidak berbuat hal-hal yang bisa merugikan
diri sendiri dan orang lain, karena guru merupakan teladan bagi pelajar.
Sebaiknya para pendidik selalu memberikan contoh yang baik seperti selalu
menasehati dan bertindak sesuai dengan norma dan etika yang ada, sehingga
perbuatan positif pendidik bisa menjadi teladan yang baik yang bisa diikuti
oleh anak didik kita.
Kualitas kurikulum yang ada sangat
berpengaruh bagi dunia pendidikan di Indonesia. Menciptakan ide-ide baru di
bidang pendidikan merupakan tugas pendidik sesuai dengan amanat undang undang
dasar (UUD) 1945 yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan bernegara. Jika dunia
pendidikan kita selau dicoreng dengan tauran, tauran dan tauran, mau
dikemanakan dunia pendidikan kita?
Perlu
pengawasan ekstra dalam mendidik anak didik kita, bersikap tegas jika terjadi
tauran dan pemberian sanksi perlu diberlakukan jika tauran kerap kali terjadi.
Maksimalkan Fungsi Perpustakaan
Sekolah
Keberadaan
perpustakaan sekolah merupakan salah satu denyut nadi berjalannya segala
kegiatan di sekolahan. Perpustakaan tidak bisa dinggalkan begitu saja. Karena
perpustakaan merupakan gudang ilmu dan pusat informasi sepanjang hayat. Jika
Jam pelajaran kosong, siswa dapat memanfaatkan perpustakaan sebagai sarana
belajar mereka. Tidak saja pada jam jam kosong perpustakaan bisa dimanfaatkan
siswa secara bergantian pada jam-jam belajar yang sudah ditentukan oleh
pengelola perpustakaan.
Pengelola perpustakaan beserta guru
bahasa dapat membimbing para siswanya agar dapat memaksimalkan fungsi
perpustakaan, sehingga keberadaan perpustakaan bukan hanya sekedar fasilitas
pendukung saja, akan tetapi merupakan sarana pembelajaran bebas dan gratis
tanpa dipungut biaya.
Ada beberapa fungsi perpustakaan sekolah, yakni :
1. Fungsi
Edukatif.
Yang dimaksud
dengan fungsi edukatif adalah perpustakaan menyediakan bahan pustaka yang
sesuai dengan kurikulum yang mampu membangkitkan minat baca para siswa,
mengembangkan daya ekspresi, mengembangkan kecakapan berbahasa, mengembangkan
gaya pikir yang rasional dan kritis serta mampu membimbing dan membina para
siswa dalam hal cara menggunakan dan memelihara bahan pustaka dengan baik.
2.
Fungsi Informatif.
Yang dimaksud
dengan fungsi informatif adalah perpustakaan menyediakan bahan pustaka yang
memuat informasi tentang berbagai cabang ilmu pengetahuan yang bermutu dan up to date yang disusun secara teratur
dan sistematis, sehingga dapat memudahkan para petugas dan pemakai dalam
mencari informasi yang diperlukannya.
3. Fungsi
Administratif
Yang
dimaksudkan dengan fungsi administratif adalah perpustakaan harus mengerjakan
pencatatan, penyelesaian dan pemrosesan bahan-bahan pustaka serta
menyelenggarakan sirkulasi yang praktis serta grafik perpustakaan.
4. Fungsi
Rekreatif.
Yang
dimaksudkan dengan fungsi rekreatif ialah perpustakaan disamping menyediakan
buku-buku pengetahuan juga perlu menyediakan buku-buku yang bersifat rekreatif
(hiburan) dan bermutu, sehingga dapat digunakan para pembaca untuk mengisi
waktu senggang, baik oleh siswa maupun oleh guru.
5. Fungsi
Penelitian
Yang
dimaksudkan dengan fungsi penelitian ialah perpustakaan menyediakan bacaan yang
dapat dijadikan sebagai sumber / obyek penelitian sederhana dalam berbagai
bidang studi.
Dari berbagai
fungsi diatas diharapkan siswa lebih memahami arti penting perpustakaan.
Institusi ini dipandang perlu karena tanpa perpustakaan disekolah, siswa-siswi
memang sudah harus mengenal minat baca sejak usia dini.
Peran
Guru dan pihak sekolah
Guru merupakan faktor utama dalam membimbing
anak didik. Gelar pahlawan tanpa tanda jasa memang sudah lama melekat pada
sosok guru, Peran aktif guru sangat berpengaruh pada kualitas dan kuantitas
dalam mendidik anak untuk membaca sejak usia dini. Mengarahkan anak anak didik
agar berbuat positif untuk terus membaca, karena membaca bisa membuka jendela
dunia. Stop kekerasan. Lebih baik membaca ke Perpustakaan dari pada tauran yang
tidak jelas manfaatnya. So, Pilih Tauran atau membaca?? Anda tahu jawabannya…!!!
Oleh : Dian Ekatama
Pustakawan BPAD Babel
0 komentar:
Post a Comment